PANDUAN PELIPUTAN BENCANA
- Pastikan teman – teman memiliki / telah membangun jaringan yang kuat pemilik kamera di sekitar pesisir pantai. Orang – orang inilah yang akan kita pegang, saat wilayah bencana cukup jauh dan tidak tercover secepatnya.
- Kirimkan Listing Personel, atau kontak person yang bisa dihubungi ke Biro untuk memudahkan koordinasi.
- Kamera jauh lebih ideal jika MINI DV atau Hi 8 dalam format PAL. Namun dalam kondisi bencana, gambar dan format apapun (NTSC) di perbolehkan. Karena kita mengutamakan gambar.
- Gambar dalam bentuk kamera Handphone, dapat di pertimbangkan untuk kita ambil, yang penting gambarnya jelas
- Perlengkapan peliputan kru :
- Biasakan teman – teman selalu membawa lebih dari 1 bateray kamera / Charger untuk memudahkan pengisian di setiap tempat.
- Biasakan pula membawa lebih dari 2 kaset.
- Jangan Lupa lampu untuk daerah gelap / malam
- Kalau bisa milikilah Head Cleaner, karena tidak selalu kaset yang dikirim dari Jakarta merupakan kaset baru, akibatnya kerap mengotori head kamera.
- Yakinkan pemilik gambar amatir, bahwa gambar mereka akan :
- Kemungkinan sangat besar akan kita tayangkan
- Minta baik – baik, atau bayar dengan harga standar (Rp.300.000,-).
- Jika gambar sangat bagus dan ekslusif. Jangan melakukan nego harga dulu tanpa sepengetahuan Kabiro.
- Yang Penting - KITA HARUS LEBIH DULU, JANGAN SAMPE DIBAGI KE TV LAIN (EKSLUSIF)
- Gambar yang sangat di butuhkan sebagai pukulan pertama.
- Upayakan gambar peristiwa pertama (saat air masuk, goyangan gempa, kepanikan warga, proses sebuah rumah rubuh, dll). Tapi dengan kemampuan satu kamera, tentunya teman – teman harus memprioritaskan gambar apa yang tercepat, momen apa yang terbaik, semampu mungkin semua tercakup.
- Jika Peristiwanya besar dan sangat mengerikan, Upayakan kamera terus merekam, tanpa dimatikan. Karena setiap momen berharga, dan sangat berharga.
- Gambar udara sangat penting, untuk melihat dari atas betapa dasyatnya sebuah bencana (koordinasi dengan AU, Pol.udara, Pemda)
- Upayakan cerita yang berkesinambungan, manusia / korban, aktivitas yang terganggu, pengungsi, dll (kreatifnya teman – teman)
- Pengiriman gambar
- Segera cari pusat komunikasi terdekat untuk mengkomunikasikan perolehan.
- Upayakan yang tercepat – feeding jika ada SNG atau Telkom
- Streaming, jika tidak ada Feeding Point, atau gambar dinilai tidak terlalu WAH. Tapi tetap upayakan gambar master di kirim ke Feeding Point terdekat atau Jakarta.
- Kargo dengan jam penerbangan terdekat atau transportasi tercepat.
- Untuk cakupan Sulsel atau Sulbar. Jika tidak ada perlengkapan pengiriman gambar. Segera sewa mobil untuk kirim kaset.
- Untuk Gorontalo / Sulut. Jauh lebih cepat mengirim kaset ke Makassar ketimbang Jakarta. Kecuali memang ada jam penerbangan terdekat ke Jakarta dan Flight ke Makassar telah habis untuk hari yang sama.
- Penambahan Personel atau Pengiriman SNG.
- Upayakan Informasi se jelas –jelasnya mengenai jumlah korban. Apakah kemungkinan bertambah, atau Eskalasi meningkat, atau Cakupan bencana yang cukup luas. Ini berguna untuk perhitungan personel yang akan di kirim
- Akses, Informasikan rute terdekat, jalan terputus, jalan alternatif, serta waktu tempuh.
- Jaringan Komunikasi yang sangat jelas dan baik akan mempermudah proses cross pool.
- Kebutuhan Pelengkapan liputan : Posisi terakhir jumlah kamera di TKP, Pemukiman sementara / tenda, Lighting.
- Posisi yang aman untuk menempatkan SNG, jauh dari ancaman bencana susulan. Misal Pengungsian, ketinggian yang dapat di tempuh dengan mobil atau bongkaran SNG,(kalau kerusuhan yang aman di kepolisian / camp tentara)
- UNTUK BIRO
- Utamakan keselamatan Jiwa
- Proritaskan Kamera untuk mengambil gambar dan setiap momen yang ada.
- SNG Prioritaskan untuk bongkar / muat sesegera mungkin, sebagai tindakan penyelamatan.
- Komputer (PC) yang mampu untuk mengirim gambar dan Editing harus di selamatkan.
- Abaikan barang – barang yang lain di luar kepentingan peliputan.