Wednesday, January 5, 2011

Kaidah dan Pemilihan Topik Investigasi


PENGANTAR

Jurnalisme investigatif secara prinsip sebenarnya sama saja dengan jurnalisme lain, namun sedikit lebih “advanced”. Jika diberi peringkat:
  1. Jurnalisme Dasar
  2. Jurnalisme Interpretatif (indepth reporting)
  3. Jurnalisme Investigatif (muckraking)
  4. “Journalism with an impact”
  5. “Reporting on public interest issues”

Untuk mencapai “impak” yang dimaksud, jurnalisme investigasi menuntut:

  1.   Pembahasan yang komprehensif (dengan konteks dan background)
  2.  Proses verifikasi yang matang (tak ada tanda tanya, tak ada lagi kata “konon” atau “kabarnya”)
  3. Mementingkan menjawab “how” dan “why” dari elemen 5W-1H
  4. Penulisan yang populer, lugas dan gamblang

MITOS TENTANG JURNALISME INVESTIGASI

  Sulit dan canggih: Yang tersulit hanyalah bagaimana menemukan tema dan merumuskan masalah.


     Mahal, membutuhkan energi besar: bisa murah dan membutuhkan sedikit energi jika kita tahu informasi lebih banyak tentang banyak hal; mampu membangun jaringan informasi dengan sumber atau lembaga lain.

     Hanya cocok untuk majalah serius: di Amerika, pemenang Hadiah Pulitzer untuk kategori jurnalisme investigasi adalah koran.

     Hanya menyangkut skandal politik besar (seperti Watergate): tema sehari-hari bisa pula sebenarnya menjadi tema investigasi, hal-hal menyangkut public policy dan public services, misalnya, belum banyak digarap.

 Hanya menyangkut hubungan antara warga negara dengan pemerintah/politisi: di zaman sekarang, tema yang lebih banyak bisa digali justru antara masyarakat dengan bisnis besar (antara konsumen dengan produsen, antara pasien dengan dokter, antara klien dengan pengacara).



1 comment: